Senin, 26 September 2016

IPNU UNTUK AGAMA, BANGSA DAN NEGERI


IPNU UNTUK AGAMA, BANGSA DAN NEGERI
Oleh:Rekan Ikhlasul Amal Muslim

Wajah pelajar di indonesia menunjukkan kulminasi kriminalitas yang merusak kehidupan sosial pelajar di tambah pula dengan meningkatnya dunia game dan sosial media yang mengajarkan untuk individual, mematikan rasa sosialisme kemasyarakatan. Banyaknya pelajar terjerumus oleh pengaruh kriminalitas dan hedonitas membuat organisasi pelajar cenderung tidak lirik organisasi pelajar. Dengan pengaruh seperti ini akan hilang rasa keislaman dan sosialisasinya dalam dirinya padahal begitu banyak organisasi pelajar berbasis agama islam namun hal itu tak banyak memberikan pengaruh kepada pelajar indonesia. 

Melihat realitas kurikulum karakter tidak menunjang pula sikap religius pelajar karena dalam dunia sekolah hanya beberapa jam selebihnya untuk istrahat. Berbeda dengan organisasi tak ada batas waktu untuk terus belajar dalam menambah wawasan berpikirnya di tambah pula dalam berorgnasasi pelajar akan selalu tersentuh oleh dunia sosial. Kegiatan – kegiatan di organisasi pula mengajarkan pelajar untuk berproses dan secara sadar atau tidak sadar akan timbul jati diri sikap sosial kemasyarakatan dan peka akan kondisi masyarakat sekitarnnya.
MENGENAL IPNU DI SETIAP KEGIATAN SOLUTIFNYA
Perlunya organisasi pelajar berperang aktif dalam menanggulangi pengaruh kriminalitas dan insosialisme kemasyarakatan. IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) sebagai wadah untuk para pelajar untuk berproses dalam menambah wawasan pelajar terutama dalam bidang keagamaan islam. Dengan melihat seacara jelas motto IPNU “Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa” yang berwawasan kebangsaan, keilmuan, keislaman, kekaderan, dan keterpelajaran.
Kelima wawasan tersebut memberikan gambaran bahwa IPNU adalah organisasi tepat dalam membentengi pengaruh budaya luar negeri dan sikap brutal yang membuat wajah pendidikan di indonesia terpuruk. Peranan IPNU harus di perkuat dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas kader dengan melalukan berbagai kegiatan dalam meningkatkan kafasitas serta memberikan pengarahan dalam menggaet pelajar masuk kedalam organisasi.
Segala bentuk kegiatan dan program kerja di setiap Pimpinan Cabang IPNU dapat mengurangi sikap negatif para pelajar di indonesia. IPNU sebagai organisasi kepemudaan terbaik di indonesia, kader – kadernya harus menjadi patron dalam lingkungan pelajar agar para pelajar non IPNU mampu tertarik masuk IPNU. Dengan begitu kita bisa mengurangi tingkat kriminalitas pelajar dan tidak individualis yang mampu mematikan rasa sosialismenya.
Menelaah sistem kaderisasi dalam buku kaderisasi IPNU dalam setiap jenjang kaderisasi memberikan warna tersendiri yang berbeda dengan organisasi kepemudaan lainnya. Di dalam sistem kaderisasinya lebih merujuk kepada bermain sambil belajar, dalam permainan di proses penkaderan memberikan pemahaman pengenalan antar sesama kader, memberikan nalar solutif, kerja sama, dan menimbulkan rasa sosialisme yang tinggi untuk masayarakat jadi bukan asal permainan saja di setiap permainan IPNU dalam proses penkaderannya.
Program kerja di setiap Pimpinan Cabang memberikan varian tersendiri dengan melihat kontekstualisasi daerahnnya. Misalnya daerah itu banyak pelajar menggunakan narkotika dan zat adiktip maka program kerja di utamakan penuntasan penggunaan narkotika dan zat adiktip dikalangan perlajar. Begitulah IPNU di setiap pimpinan Cabang dalam mengembangkan organisasi paham akan situasi disetiap daerah. Belum lagi kegiatan sosial yang menharuskan terjung lapangan langsung seperti penggalangan bantuan dana untuk orang yang tertimpa bencana alam dan para pakir miskin. Di setiap acara besar di setiap daerah seringkali IPNU ikut membantu dalam pengamanan acara karena di IPNU memiliki pengamanan di beri nama CBP (Corps Brigadir Pembangunan) kelompok inilah yang dikhususkan untuk pengamanan disetiap kegiatan IPNU dan berbagai badan semi otonom demi meningkatkan kafasitas pelajar IPNU.
PEMIKIRAN ISLAM IPNU dan BANGSA INDONESIA
Sikap religius pelajar IPNU mengedepankan menghormati yang lebih tua dan tak mudah menjustifikasi persoalan pemahaman agama islam yang tak di gambarkan secara lansung oleh Rasulullah s.a.w. Berkembangnya pemahaman fundamentalis ini membuat banyak pelajar dan pemuda ikut berorganisasi yang berpemahaman fundamentalis membuat akan berpikir radikal dalam menafsir persoalan hadits dan ayat – ayat al – qur’an. Apalagi orang yang berpikir radikal terkadang hanya mengambil Ayat dan Hadits tentang larangan yang tak ditafsirkan secara subtansial hanya tekstualis saja dengan begitu mudah bagi mereka melawan sistem ketatanegaraan di indonesia sebab Pancasila dan UUD 1945 tidak di tuliskan di dalam al – qur’an maupun Hadits. Begitu pendeknya pemikiran mereka yang masuk kedalam organisasi fundamentalisme islam dan itu pula menjadi tugas IPNU harus menyelamatkan pelajar indonesia dari pikiran fundamentalisme agama islam dan pemikiran yang menentang sistem ketatanegaraan Indonesia.
IPNU yang berideologikan Ahlu Sunnah Wal Jamaah memberikan rasa positifisme terhadap dunia sosial keislaman dan menhindari sikap intoleransi dalam berbeda agama atau paham. Di samping itu pula IPNU berdasarkan Pancasila dan UDD 1945 berarti IPNU tidak diragukan lagi bahwa jiwa nasionalisme serta kesetiaan kepada negara Republik indonesia tidak bisa lagi di punkiri kesetiaannya. Dengan meneropon kebangsaan kita dari ancaman radikalisme agama yang melawan konstitusi negara dengan dalih berdasarkan agama islam dan itu pula menjadi PR bagi IPNU untuk menanggulangi pemahaman agama islam fundamentalis.
Jika melihat pengembangan IPNU yang berdasarkan Pancasila dan UDD 1945 serta berideologikan Islam Ahlu Sunnah Wal Jamaah organisasi bisa menanggulangi belenggu para pelajar di indonesia dengan sistem organisasi berkarakter ke-islaman. Pantaslah bagi IPNU sebagai organisasi kepemudaan terbaik di indonesia dengan program kerja yang memberikan solutif dan ikut andil dalam menangani berbagai persoalan kebangsaan dikalangan pemuda dan pelajar karena pemudah dan pelajar adalah tunas bangsa untuk membangun bangsa indonesia yang lebih baik.

Minggu, 13 Maret 2016

IPNU Gaungkan ISLAM NUSANTARA Di Bulukumba

Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Bulukumba hari ini (13/03) kembali menggelar kajian rutin. Kegiatan ini merupakan rutinitas bulanan yang dilaksanakan PC. IPNU dan PC. IPPNU Bulukumba yang diselenggarakan di tempat yang berbeda. Setelah kajian pada bulan lalu dilaksanakan di MA Ma'arif Bulukumba, kali ini dilaksanakan di PP. Babul Khaer Kalumeme Bulukumba.




Pokok bahasan dalam kajian rutin ini adalah Islam Nusantara yang konsepnya mulai populer pada pelaksanaan Muktamar NU ke 33 di jombang. Materi ini dibawakan oleh Ust. Andy Satria, S.Pd.I yang juga merupakan salah seorang kader muda NU terbaik di Bulukumba.
Salah satu hal penting yang disampaikan Satria kepada rekan dan rekanita adalah islam merupakan agama yang fleksibel/lentur dan bisa berbaur dan menghargai budaya lokal suatu daerah, begitupun dengan budaya-budaya tertentu yang dapat diislamisasi. Dicontohkan, sorban pada awalnya merupakan budaya yang kemudian diislamisasi oleh muslim di Arab. Sehingga umat muslim di Indonesia pun tidak diharuskan untuk memakai sorban. Bahkan di Indonesia ada budaya asli indonesia yang melekat pada muslim yakni sarung, khususnya mereka kaum santri dan nahdliyyin (sebutan untuk orang NU) pada umumnya. Itulah sebabnya mengapa nahdliyyin sering disebut kaum sarungan.
Setelah materi selesai, rekan dan rekanita melanjutkan agendanya dengan rapat Pembentukan Panitia Rapat Anggota Komisariat IPNU - IPPNU PP. Babul Khaer Kalumeme Bulukumba. Rapat yang dihadiri oleh 95 orang kader ini menetapkan rekan Syamsul Bahri, Safir dan Idhan masing-masing sebagai ketua, sekretaris dan bendahara.
Pembentukan Pimpinan Komisariat di sekolah-sekolah merupakan program priotitas pengurus IPNU - IPPNU periode ini. Hal ini sesuai dengan harapan Ketua Tanfidziyah PCNU Kab. Bulukumba yang sekaligus pimpinan PP. Babul Khaer Kalumeme Bulukumba, Drs. KH. Tjamiruddin, M.Pd.I  untuk membuat IPNU - IPPNU juga aktif bergerak pada lembaga-lembaga pendidikan termasuk di Perguruan Tinggi.


Senin, 15 Februari 2016

Ikutilah LAKMUD VIII

Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC. IPNU) dan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri (PC. IPPNU) Kabupaten Bulukumba insya Allah akan melaksanakan Latihan Kader Muda (LAKMUD) Angkatan VIII pada tanggal 25 - 27 Februari yang bertempat di Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba. LAKMUD dengan tema "Menanamkan Nilai-nilai Islam Aswaja yang Moderat" ini merupakan kegiatan rekrutmen kader IPNU dan IPPNU.



Ditemui di sela-sela kegiatannya menghafal Qur'an, Rekan Abid ZS., santri Pondok Pesantren Babul Khaer yang bertindak sebagai ketua panitia pelaksana, ia mengatakan bahwa kegiatan ini tidak mengkhususkan pesertanya dari pesantren saja. tapi panitia juga menerima peserta dari sekolah-sekolah umum bahkan mahasiswa dari beberapa Perguruan Tinggi sekalipun tetap diterima sebagai peserta. Hal ini dimaksudkan untuk terus menggenjot eksistensi IPNU-IPPNU di Bulukumba.
Olehnya itu, diharapkan kesediaan siswa/santri dan mahasiswa di Bulukumba untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sebagai gambaran awal, motto IPNU - IPPNU adalah BELAJAR, BERJUANG dan BERTAQWA. Jadi, program IPNU - IPPNU berorientasi pada tiga hal tersebut. Olehnya itu jangan menunda lagi untuk bergabung di IPNU - IPPNU. 

AYO IKUTI LAKMUD ANGKATAN VIII IPNU-IPPNU BULUKUMBA.

CP. 085215723457 (Rekan Ansar), maaf bukan nomor ketua panitia, karna ketua panitianya mondok dan dilarang bawah HP.. heheheheeeh

Kamis, 19 November 2015

Setelah LAKMUD, Kajian Rutin Terealisasi

Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Bulukumba pada akhir bulan oktober kemarin telah melaksanakan Latihan Kader Muda (LAKMUD) Angkatan VII. LAKMUD ini diadakan kembali dengan rentang waktu yang cukup lama karena LAKMUD angkatan VI dilaksanakaan  pada awal-awal tahun 2013.
Meski jeda begitu lama, namun panitia pelaksana tetap bersemangat dalam melaksanakan kegiatan yang merupakan pintu kaderisasi formal IPNU-IPPNU. Dukungan dari orang tua NU, senior dan sesepuh IPNU-IPPNU Kabupaten Bulukumba tentu menjadi pelecut semangat panitia.
Kerjasama dan kerja keras rekan-rekanita panitia pelaksana akhirnya membuahkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Kegiatan ini berhasil melahirkan 41 orang kader IPNU-IPPNU yang baru dan diharapkan menjadi kader-kader  militan sesuai dengan temanya "Melahirkan Kader Ahlussunnah wal Jamaah Militan, Terpelajar dan Bertaqwa".
Kegiatan ini dibuka oleh Katib Syuriah PCNU Kabupaten Bulukumba Drs. H. Syarkawi, M.Pd.i.. Dalam sambutannya beliau berpesan agar kegiatan-kegiatan seperti ini harus terus dilaksanakan secara kontinuitas dan kegiatan-kegiatan kaderisasi informal dan non formal pun demikian.

Pesan Katib Syuriah kini berhasil direalilsasikan oleh Pengurus beserta kader baru IPNU-IPPNU Kabupaten Bulukumba. Kajian rutin menjadi jawabanya.
Pada tanggal 12 November kemarin, kajian rutin yang insya Allah akan dilaksanakan setiap bulan ditempat berbeda, materi dan pemateri berbeda, serta agenda selingan berbeda dilaksanakan di Kampus III Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Gazali Bulukumba. Adalah kanda rekanita Mardiana, S.Pd.I menjadi narasumber/pemateri dalam kajian tersebut dengan tema retorika dan keprotokoleran. Dalam materinya, rekanita yang juga salah satu inisiator terbentuknya PC. IPNU-IPPNU Kabupaten Bulukumba ini mengatakan betapa pentingnya kader IPNU-IPPNU memiliki kemampuan dalam bidang keprotokoleran, karena selain di organisasi, keprotokoleran juga sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat.
Ketua Cabang IPPNU, rekanita Salma T. Nur juga menyempatkan hadir dalam kajian yang dihadiri oleh 48 kader. Setelah materi kajian selesai, rekanita salma menyempatkan berbicara sedikit di depan kader-kader baru betapa pentinya menjaga silaturrahim antar sesama kader. selain itu  beliau juga kembali menegaskan komitmennya untuk kembali aktif dan mengabdi untuk IPPNU setelah sebelumnya banyak berada di luar daerah.



Jumat, 13 November 2015

Rabu, 11 November 2015

Sejarah Singkat Berdirinya IPNU IPPNU

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (disingkat IPNU) adalah badan otonom Nahldlatul Ulamayang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. IPNUdidirikan di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada KonbesLP Ma’arif NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil (mahasiswa UGM), H. Musthafa (Solo),dan Abdul Ghony Farida (Semarang).Ketua Umum Pertama IPNU adalah M. Tholhah Mansoer yang terpilih dalam Konferensi SegiLima yang diselenggarakan di Solo pada 30 April-1 Mei 1954 dengan melibatkan perwakilan dariYogyakarta, Semarang, Solo, Jombang, dan Kediri.Pada tahun 1988, sebagai implikasi dari tekanan rezim Orde Baru, IPNU mengubahkepanjangannya menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama. Sejak saat itu, segmen garapan IPNUmeluas pada komunitas remaja pada umumnya. Pada Kongres XIV di Surabaya pada tahun 2003,IPNU kembali mengubah kepanjangannya menjadi “Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama”. Sejak saat itu babak baru IPNU dimulai. Dengan keputusan itu, IPNU bertekad mengembalikan basisnya disekolah dan pesantren.Visi IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananyasyari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Untuk mewujudkan visi tersebut, IPNU melaksanakan misi: (1) Menghimpun danmembina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi; (2) Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa; (3) Mengusahakan tercapainya tujuan organisasidengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat(maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah; (4) Mengusahakan jalinan komunikasi dankerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.Sebagai salah satu perangkat organisasi NU, IPNU menekankan aktivitasnya pada programkaderisasi, baik pengkaderan formal, informal, maupun non-formal. Di sisi lain, sebagai organisasi pelajar, program IPNU diorientasikan pada pengembangan kapasitas pelajar dan santri, advokasi, penerbitan, dan pengorganisasian pelajar.Kini IPNU telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah di tingat provinsi dan 374 Pimpinan Cabang ditingkat kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2008, anggota IPNU telah mencapai lebih dari 2 juta pelajar santri yang telah tersebar di seluruh Indonesia.Disini IPPNU tidak akan lepas dari sejarah IPNU, karena merupakan satu wadah yangsama untuk para pelajar dengan latar belakang NU. Sehingga lahirnya IPPNU pun juga karena para pelajar putri yang tergabung dalam IPNU ingin mempunyai wadah sendiri, yang tidak menjadi satudengan para pelajar putra. Ini bisa dimaklumi, karena pada saat itu sudah mulai muncul konflik gender yang imbasnya juga sampai pada negara kita. Maka para pelajar putri ingin mendapatkan“keistimewaan” yang lebih.

Lahirnya IPPNU
Sejarah kelahiran IPPNU dimulai dari perbincangan ringan oleh beberapa remaja putriyang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Hasil obrolanini kemudian dibawa ke kalangan NU, terutama Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Ansor, IPNU danBanom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU yang akandiadakan di Malang. Selanjutnya disepakati bahwa peserta putri yang akan hadir di Malangdinamakan IPNU putri.Dalam suasana kongres, yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari – 5 Maret 1955,ternyata keberadaan IPNU putri masih diperdebatkan secara alot. Rencana semula yang menyatakan bahwa keberadaan IPNU putri secara administratif menjadi departemen dalam organisasi IPNU. Namun, hasil pembicaraan dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesaneksklusifitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut, pada hari kedua kongres, peserta putri yang terdiri dari lima utusan daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang danKediri) terus melakukan konsultasi dengan jajaran teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yakni PB Ma’arif (KH. Syukri Ghozali) dan PP Muslimat (MahmudahMawardi). Dari pembicaraan tersebut menghasilkan beberapa keputusan yakni:
•Pembentukan organisasi IPNU putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dari IPNU
•Tanggal 2 Maret 1955 M/ 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiranIPNU putri.
•Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan-pembentukan cabangselanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu
Umroh Mahfudhoh dan sekretaris Syamsiyah Mutholib
•PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah.
•Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepadaPB Ma’arif NU.

Selanjutnya PB Ma’arif NU menyetujui dan mengesahkan IPNU putri menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).Dalam perjalanan selanjutnya, IPPNU telah mengalami pasang surut organisasi dan berbagai peristiwa nasional yang turut mewarnai perjalanan organisasi ini. Khususnya di tahun 1985, ketika pemerintah mulai memberllakukan UU No. 08 tahun 1985 tentang keormasan khususorganisasi pelajar adalah OSIS, sedangkan organisasi lain seperti IPNU-IPPNU, IRM dan lainnyatidak diijinkan untuk memasuki lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pada Kongres IPPNU IX diJombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNUyang kepanjangannya “Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama” berubah menjadi “Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama”.Selanjutnya, angin segar reformasi telah pula mempengaruhi wacana yang ada dalamIPPNU. Perjalanan organisasi ketika menjadi “putri-putri” dirasa membelenggu langkah IPPNUyang seharusnya menjadi organisasi pelajar di kalangan NU. Keinginan untuk kembali ke basissemula yakni pelajar demikian kuat, sehingga pada kongres XII IPPNU di Makasar tanggal 22-25Maret tahun 2000 mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis pelajar dan penguatan wacana gender. Namun, pengembalian ke basis pelajar saja dirasa masih kurang. Sehingga pada Kongreske XIII IPPNU di Surabaya tanggal 18-23 Juni 2003, IPPNU tidak hanya mendeklarasikan kembalike basis pelajar tetapi juga kembali ke nama semula yakni “Ikatan Pelajar Putri NahdlatulUlama”.

Dengan perubahan akronim ini, IPPNU harus menunjukkan komitmennya untuk memberikan kontribusi pembangunan SDM generasi muda utamanya di kalangan pelajar putridengan jenjang usia 12-30 tahun dan tidak terlibat pada kepentingan politik praktis yang bisamembelenggu gerak organisasi. Namun perlu juga dipahami bahwa akronim “pelajar” lebihdiartikan pada upaya pengayaan proses belajar yang menjadi spirit bagi IPPNU dalam berinteraksidan bersosialisasi dengan seluruh komponen masyarakat Indonesia dengan mengedepankanidealisme dan intelektualisme
(Dikutib dari beberapa sumber)
 

Blogger news

Blogroll

mars ipnu

[soundcloud url="https://api.soundcloud.com/tracks/241100595?secret_token=s-JRh9y" params="color=ff5500&auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false" width="100%" height="166" iframe="true" /]

About